Para Pecinta Aulia Allah

Para Pecinta Aulia Allah
Hadhrotusy Syaikh KH. Ahmad Asrori Al Ishaqy

Jumat, 01 Januari 2010

Refleksi Cinta Nabi Muhammad SAW

REFLEKSI CINTA NABI MUHAMMAD SAW
(Disampaikan Dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Alun-Alun Sidoarjo)

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah di malam yang mulia ini, malam peringatan kelahiran Nabi kita Muhammad SAW, waktu kita masa kita berlalu sedangkan kita berada di majelis yang mulia, sedangkan kita bersama-sama mendalami ilmu agama Allah. Inilah yang dikatakan taufik, inilah hidayah dari Allah SWT, dimana umur kita, masa kita berlalu sedangkan kita berada dalam suatu amalan yang diridhoi Allah SWT. Oleh karena itu mari kita bersungguh-sungguh menggunakan hati kita untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT ini. Semoga kita semua termasuk hamba yang selalu bersyukur kepada Allah SWT, sehingga kita dapat memperoleh RidhoNya. Amiin..
Sholawat serta salam mari kita haturkan selalu kepada junjungan orang-orang mulia serta hamba tercinta langit dan bumi, yaitu Nabi besar Muhammad SAW. Beliau adalah manusia yang paling mulia di sisi Allah SWT, beliau adalah suri tauladan yang baik bagi kita. Beliau lah yang membawakan agama islam kepada kita, agama yang diridhoi oleh Allah SWT, agama yang merupakan rahmatan lilalamin, agama yang dapat menyelamatkan kita bukan saja di dunia tetapi sampai besok di akhirat. Oleh karena itu mari ita gunakan hati kita untuk selalu mencintai Rosulullah Saw, sehingga kelak di Akhirat nanti kita akan mendapatkan syafaat dari Rosulullah Saw. Amiin.
Hadirin yang dirahmati oleh Allah SWT, pada hari ini kita sedang memperingati suatu hari raya umat islam yaitu memperingati kelahiran kekasih kita Nabi besar Muhammad SAW. Beliau merupakan sebaik-baik makhluk yang Allah SWT hadirkan ke dunia. Sosok yang sesungguhnya wajib menjadi idola dan teladan. Sosok yang selayaknya senantiasa dirindukan dalam setiap tarikan nafas, dalam setiap gerak gerik dan tindak tanduk keseharian. Sosok yang diimpi-impikan untuk dapat diteladani akhlaknya. Sosok yang terlahir dengan membawa kesempurnaan dan untuk menyempurnakan akhlak. Tiada yang ia bawa kecuali peringatan-peringatan untuk menetapi jalan kebaikan dan kebenaran menuju sebuah cinta yang hakiki, yakni cinta kepada Allah SWT dan meng-esakan-Nya. Begitu mulianya nabi Muhammad di sisi Allah, sampai-sampai Allah mengatakan dalam hadist qudsi bahwa tanpa nur Muhammad, alam semesta ini tak pernah ada. Nur Muhammad merupakan makhluk pertama yang diciptakan Allah sebelum alam semesta beserta isinya diciptakan. Nur Muhammad lah yang menyinari seluruh asal mula kehidupan serta menyertai semangat perjuangan manusia dalam upaya meraih masa depan yang baik dan mulia. Muhammad ibn Abdullah, pemilik nur Muhammad itu terlahir dari seorang ibu yang terhormat, Siti Aminah, pada hari senin 12 Robiul Awwal tahun gajah atau bertepatan dengan 20 April 571 M. Ada cahaya terang benderangmenyertai kelahiran Beliau. Selain itu, ada peristiwa-pwristiwa aneh yang terjadi saat kelahiran Beliau yaitu hancurnya tempat penyembahan setan, padamnya api penyembahan majusi, keringnya danau babylonia, dll. (Maman Imanulhaq, 2008)
Hadirin yang dirahmati oleh Allah Swt, tahukah kalian? Sesungguhnya nikmat yang paling besar yang Allah turunkan kepada kita dan manusia seluruhnya adalah diutusnya Nabi dan Rasul Muhammad SAW. Rasulullah amat sangat cintanya kepada kita. Beliau menyayangi kita, menginginkan keimanan dan keselamatan kita di dunia dan akhirat. Begitu besarnya cinta Nabi Muhammad kepada umatnya, hingga beliau rela mengorbankan dirinya demi kebahagiaan umatnya. Bahkan sebelum meninggal, beliau selalu teringat akan umatnya, dan terus menyebut ‘umatku.. umatku..’, hal itu dikarenakan bahwa beliau menginginkan keselamatan untuk semua umatnya. Beliau sangat sedih jika mendapati orang-orang tidak beriman dan tidak taat kepadanya.
Allah berfirman mengisahkan kesedihan Rasulullah SAW
              
Sungguh Telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin. (At Taubah 128).
Sejarah tak akan mampu mengingkari betapa indahnya akhlak dan budi pekerti Rasulullah tercinta, Sayyidina Muhammad SAW. Salah seorang istri beliau, Sayyidatina Aisyah Rodhiyallahuanha mengatakan bahwa akhlak Rasulullah adalah “Al-Qur’an”. Tidak satu pun perkataan Rasulullah merupakan implementasi dari hawa nafsu beliau, tetapi itu berasal dari wahyu ilahi. Begitu halus dan lembutnya perilaku keseharian beliau. Rasulullah SAW adalah sosok yang mandiri dengan sifat tawadhu’ yang tiada tandingnya. Beliau pernah menjahit sendiri pakaiannya yang koyak tanpa harus menyuruh istrinya. Dalam berkeluarga, beliau adalah sosok yang ringan tangan dan tidak segan-segan untuk membantu pekerjaan istrinya di dapur. Selain itu dikisahkan bahwa beliau tiada merasa canggung makan disamping seorang tua yang penuh kudis, kotor lagi miskin. Beliau adalah sosok yang paling sabar dimana ketika itu pernah kain beliau ditarik oleh seorang badui hingga membekas merah dilehernya, namun beliau hanya diam dan tidak marah. (Maman Imanulhaq, 2008)
Dalam satu riwayat dikisahkan bahwa ketika beliau mengimami sholat berjamaah, para sahabat mendapati seolah-olah setiap beliau berpindah rukun terasa susah sekali dan terdengar bunyi yang aneh. Seusai sholat, salah seorang sahabat, Sayyidina Umar bin Khatthab bertanya, “Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah baginda menanggung penderitaan yang amat berat. Sedang sakitkah engkau ya Rasulullah? “Tidak ya Umar. Alhamdulillah aku sehat dan segar.” Jawab Rasulullah. “Ya Rasulullah, mengapa setiap kali Baginda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi-sendi tubuh baginda saling bergesekkan? Kami yakin baginda sedang sakit”. Desak Sayyidina Umar penuh cemas. Akhirnya, Rasulullahpun mengangkat jubahnya. Para sahabatpun terkejut ketika mendapati perut Rasulullah SAW yang kempis tengah dililit oleh sehelai kain yang berisi batu kerikil sebagai penahan rasa lapar. Ternyata, batu-batu kerikil itulah yang menimbulkan bunyi aneh setiap kali tubuh Rasulullah SAW bergerak. Para sahabatpun berkata, “Ya Rasulullah, adakah bila baginda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya untuk tuan?”. Baginda Rasulullah pun menjawab dengan lembut, “Tidak para sahabatku. Aku tahu, apapun akan kalian korbankan demi Rasulmu. Tetapi, apa jawabanku nanti dihadapan Allah, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban bagi umatnya? Biarlah rasa lapar ini sebagai hadiah dari Allah buatku, agar kelak umatku tak ada yang kelaparan di dunia ini, lebih-lebih di akhirat nanti. (Al khaibawi Usman)
Teramat agung pribadi Rasulullah SAW, betapa besar kecintaan Beliau kepada umatNya sehingga para sahabat yang ditanya oleh seorang badui tentang akhlak beliau SAW, maka mereka hanya mampu menangis karena tak sanggup untuk menggambarkan betapa mulia akhlak beliau SAW. Beliau diutus tidak lain untuk menyempurnakan akhlak manusia dan sebagai suri tauladan yang baik sepanjang zaman. Sungguh kehadiran Rasulullah SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia lewat segala hal yang beliau contohkan kepada umat manusia. Beliau tidak pernah pandang bulu dalam hal menghargai manusia, penuh kasih sayang, tidak pernah mendendam, malahan Beliau pernah menangis ketika mengetahui bahwa balasan kekafiran adalah neraka yang menyala-nyala hingga menginginkan umat manusia untuk meng-esakan Allah SWT.
Hadirin yang dirahmati Allah, Cinta kepada Rasulullah adalah kewajiban kita sebagai Muslim sebagai bagian cinta kita kepada Allah. Sebagaimana Allah telah berfirman di dalam Al-Qur’an:
     •          
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al Imron 31)
Allah memerintahkan kepada kita untuk taat dan mengikuti Nabi Muhammad dan apa yang beliau ajarkan, dan itu semua adalah sebagai bukti cinta kita kepada Allah. Bahkan Rasulullah harus lebih kita cintai dari pada diri kita sendiri. Rasulullah bersabda, yang artinya: Tiadalah salah seorang dari kalian beriman, sehingga aku lebih dicintai olehnya dari pada dirinya, hartanya, anaknya, orang tuanya dan manusia semuanya. (Fitriani, 2006)
Di zaman Rasulullah, para sahabat berlomba-lomba menunjukkan kecintaan mereka kepada beliau. Mereka rela mengorbankan harta, keluarga, bahkan dirinya sendiri demi Rasulullah. Dikisahkan pada masa perang Uhud, ada 2 orang pemuda yang berlomba-lomba membunuh Abu Jahal karena dia telah menghina Nabi SAW. Keduanya akhirnya berhasil membunuh musuh Allah dan Rasul-Nya itu, dan salah seorang dari mereka mati syahid. Dikisahkan juga ketika Nabi SAW mulai berdakwah secara terang-terangan, beliau dilempari batu oleh para kafir quraisy. Dan pada saat itu Abu Bakar melindungi Beliau dan menjadi tameng bagi Rasulullah SAW. Kemudian tubuh dan kepala Abu Bakar penuh luka dan darah akibat lemparan batu para kafir quraisy, dan akhirnya Abu Bakar pun jatuh pingsan. Para keluarga Abu Bakar pun datang untuk membubarkan massa dan membawa Abu Bakar ke dalam rumah untuk dirawat. Setelah Abu Bakar sadarkan diri, ketika pertama kali dia membuka mata, yang diingatnya adalah Nabi Muhammad SAW. Padahal pada waktu itu dia mendapati dirinya penuh dengan luka, akan tetapi dia tidak memperdulikan hal itu dan malah mengingat dan mengkhawatirkan Nabi Muhammad SAW. (Lings Martin, 2008).
Dikisahkan juga, "Ya Rasulullah, sungguh engkau lebih kucintai dari pada diriku dan anakku," kata seorang sahabat suatu hari kepada Rasulullah Nabi Muhammad SAW. "Apabila aku berada di rumah, lalu kemudian teringat kepadamu, maka aku tak akan tahan meredam rasa rinduku sampai aku datang dan memandang wajahmu. Tapi apabila aku teringat pada mati, aku merasa sangat sedih, karena aku tahu bahwa engkau pasti akan masuk ke dalam surga dan berkumpul bersama nabi-nabi yang lain. Sementara aku apabila ditakdirkan masuk ke dalam surga, aku khawatir tak akan bisa lagi melihat wajahmu, karena derajatku jauh lebih rendah dari derajatmu." Mendengar kata-kata sahabat yang demikian mengharukan hati itu, Nabi tidak memberi sembarang jawaban sampai malaikat Jibril turun dan membawa firman Allah berikut:
           •        
"Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah; yaitu nabi-nabi, para shiddiqin, syuhada dan orang-orang yang saleh. Dan mereka itulah teman yang se-baik-baiknya" (QS.An Nisa 69).
Salah seorang sahabat, yaitu Anas bin Malik mengisahkan: “Seorang penduduk badui menjumpai Rasulullah dan bertnya :”Wahai Rasulullah! Kapan hari Kiamat akan terjadi?” Beliau menjawab,” Apa yang telah engkau persiapkan untuknya?” Ia menjawab,” Aku tidak memiliki persiapan, kecuali aku mencintai Allah dan RasulNya,” maka Rasulullah bersabda, ”Sungguh, engkau bersama orang-orang yang engkau cintai,” lalu Kami berkata: ”Demikian juga kami?” Beliau menjawab,”Ya.” Maka kamipun pada hari itu sangat berbahagia. (HR Bukhari Muslim) Lalu Anas: “Sungguh aku mencintai Allah, Rasulnya, Abu Bakar Dan Umar, lalu aku berharap bisa bersama mereka, walaupun aku belum beramal dengan amalan mereka”. (HR Muslim). (Al khaibawi Usman)
Para hadirin yang dirahmati Allah, bagaimana dengan kita? Saat ini, sudah sejauh mana rasa cinta kita benar-benar menghunjam dihati terhadap beliau SAW? Ucapan apa yang keluar dari bibir kita saat nama beliau SAW disebut oleh seseorang? Kemuliaan seperti apakah yang kita inginkan? Kemuliaan di mata manusia ataukah kemuliaan di sisi Allah SWT? Sungguh, sebaik-baik ucapan yang keluar dari bibir kita tatkala nama Rasulullah Muhammad SAW disebut adalah berupa ucapan sholawat dan salam yang kita sampaikan kepadanya. Dan tidaklah orang yang disebut pelit itu hanya orang yang tidak mau memberikan kelebihan hartanya, namun kata Rasulullah SAW dalam haditsnya, bahwa “Orang yang bakhil (pelit) itu adalah orang yang apabila disebut namaku (Muhammad SAW), namun ia tidak mau bersholawat kepadaku”. (Fitriani, 2006)
Sungguh, akan kemana wajah ini akan kita hadapkan. Malu rasanya saat ini kita jauh dari apa yang dirasakan para sahabat terhadap Rasulullah SAW. Para sahabat begitu haru biru ketika berada bersama Rasulullah SAW. Ada yang menangis saat disebut nama beliau SAW, ingin senantiasa bersama dan selalu menyertai beliau SAW, bahkan ada salah seorang dari sahabat Rasulullah SAW yang merasa khawatir tidak dapat bertemu beliau SAW meskipun ia telah dijamin surge yaitu saat mengingat kematian yang akan mendatanginya dan kematian Rasulullah SAW. Sesungguhnya mencintai nabi Muhammad SAW adalah wajib, melebihi kecintaan kita terhadap diri kita sendiri, orang tua, anak, keluarga, harta benda, bahkan seluruh manusia. Dan salah satu tanda seseorang yang mencintai Rasulullah SAW adalah berharap yang sangat akan pertemuan dengan beliau SAW serta menyertainya. Dan kehilangan keduanya adalah adalah lebih berat baginya dari kehilangan apapun di dunia ini.
Sebagai seorang Muslim, hendaknya kita bersyukur atas nikmat Allah yang besar ini, dengan menunaikan apa-apa yang menjadi hak-hak Rasulullah SAW dengan benar. Sikap kita sebagai seorang Muslim dalam menunaikan hak-hak Rasulullah SAW sebagai bukti cinta kita kepada beliau, adalah sebagai berikut:
1. Mentaati perintah dan larangannya. Sebagai seorang Muslim, kita wajib mentaati perintah dan larangan Rasulullah SAW, karena Rasulullah SAW juga bersabda: “Setiap umatku akan masuk surga, kecuali yang enggan.” Sahabat bertanya, “Siapakah orang yang enggan?” Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menaatiku, maka akan masuk surga. Dan barangsiapa yang mendurhakaiku, maka dialah yang termasuk enggan (masuk surga).” (HR. Bukhârî dan Muslim).
2. Mencintai dan membela sunnah-sunnahnya. Bukti cinta kita kepada Rasulullah SAW adalah dengan bersemangat melaksanakan dan membela sunnah-sunnah beliau dengan cara-cara yang benar, serta mencukupkan diri terhadap apa yang beliau ajarkan, atau tidak mengada-adakan sesuatu yang memang tidak diperintahkan Nabi SAW.
3. Mencintai Keluarganya dan Para Sahabatnya. Keluarga dan sahabat-sahabat Nabi SAW memiliki kedudukan yang tinggi dan dan keutamaan yang besar. Mereka adalah para pendamping Rasulullah SAW dalam memperjuangkan agama yang mulia ini, sehingga kita semua wajib mencintai mereka karena itu bagian dari keimanan. Mencintai mereka berarti mencintai Nabi SAW, dan membenci mereka sama saja membenci Nabi SAW.
4. Mendahulukan Perkataanya dan Beradab dengannya. Semua perkataan dan pendapat bisa diterima dan ditolak kecuali sabda Rasulullah SAW. Para sahabat menyadari, betapa agungnya dan mulianya Rasulullah SAW, sehingga ketika mereka menghadapi persoalan, meraka langsung bertanya kepada Rasulullah SAW. Sepeninggal Rasululah SAW, maka di antara cara untuk mengagungkan dan memuliakannya adalah dengan mengembalikan semua urusan agama kepada Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah SAW yang shahih serta tidak meninggalkannya hanya karena alasan mengikuti pemimpin, kyai atau orang-orang tertentu. Karena Allah SWT berfimran di dalam Al-Qur’an:
          •   •    
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al Hujurot 1). (Maman Imanulhaq, 2008)
Jangan harap bisa dicintai Allah jika tidak mencintai Rosulullah SAW. Jangan harap bisa mendapatkan ridho Allah jika tidak mengikuti Rosulullah SAW. Jangan harap mendapatkan surga Allah jika tidak mencontoh akhlak dan sunnah Rosulullah. Jangan harap bisa bertemu dengan Allah jika tidak mendapatkan syafaat dari Rosulullah terlebih dahulu. Oleh karena itu mari kita tanamkan kepada hati kita untuk selalu mencintai Rosulullah. Sesungguhnya Allah dan para malaikat itu sangat mencintai Rosulullah SAW.
Demikian beberapa penjelasan yang telah saya sampaikan. Semoga dengan adanya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini mampu membuat serta meningkatkan kecintaan kita terhadap Nabi besar Muhammad SAW, sehingga kita di berkahi Allah dengan khusnul khotimah, serta semoga kelak di akherat nanti kita mendapatkan syafaat Nabi Muhammad Saw, sehingga kita dimasukan di surga Allah dan dapat berjumpa dengan Allah SWT. Amin ya robbal alamiin..
Saya sebagai manusia biasa apabiala ada tutur kata yang salah dan kurang berkenan, saya mohon maaf yang sebesarnya,
Wallahulmuwafiq ila aqwa miththoriq
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Maman Imanulhaq, Zikir Cinta, Jakarta : Kompas, 2008
Al khaibawi Usman, Duratun Nasihin, Semarang : Al Munawar.
Lings Martin, Muhammad, Jakarta: Serambi, 2008
Fitriani, Wasiat Rosulullah SAW, Jakarta : Pustaka Indonesia, 2006

Tidak ada komentar: